Bila kita berbelanja ke pasar-pasar tradisional maka tidak asing lagi dengan pemandangan bahan makanan yang dibungkus dengan daun. Hal itu merupakan teknik mengemas yang tergolong tradisional. Daun dipercaya memberi aroma tersendiri bagi bahan makanan yang dibungkusnya.
Bentuk daun sangat beragam. Ada yang berupa helaian, tipis, atau tebal. Namun, daun yang sering dijumpai biasanya memiliki bentuk dasar bulat dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Dari berbagai bentuk daun, ada beberapa yang bisa dijadikan pembungkus makanan.
Berikut adalah contoh daun-daun yang umum dijadikan pembungkus makanan :
1. Daun pisang
Zat lilin yang melapisinya membuat daun pisang dapat menampung hidangan berkuah kental. Daun pisang pun memberi aroma sedap pada masakan. Daun ini dipercaya sebagai pembungkus alami yang serbaguna dan relatif mudah ditemukan.
Daun pisang dapat digunakan untuk pembungkus beberapa jenis makanan, seperti lemper, tempe, nagasari, dan nasi bakar. Daun pisang akan semakin kuat dan elastis jika terlebih dahulu dipanaskan di atas api kecil atau dijemur, sehingga menjadi layu.
Daun pisang yang cocok untuk membungkus makanan, adalah daun pisang raja, daun pisang batu, dan daun pisang kapok. Empat wadah model lipatan dari daun pisang yang paling populer:
- Pincuk. `Piring` saji tradisional berbentuk segiempat dengan tiga sisi yang biasanya dilengkapi dengan suru (sendok dari daun pisang yang dilipat menjadi dua).
- Tum. `Piring` saji tradisional yang dibuat dengan cara menangkupkan ujung-ujung dari daun pisang dan `dikunci` dengan biting.
- Takir. Wadah berbentuk `bak`, kotak yang terbuka bagian atasnya. Biasanya dipakai untuk lauk-pauk berkuah kental, bubur merah dan bubur putih.
- Sudi. Wadah berbentuk bundar dengan `tonjolan` di bagian tengahnya.
2. Daun jati
Umumnya besar, bulat telur terbalik, dan berhadapan dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anaknya pohon berukuran besar sekitar 60-70 cm x 80-100 cm. Sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15x20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya.
Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat dan berbonggol pada buku-bukunya.
Daun jati dapat dimanfaatkan menjadi pembungkus makanan seperti nasi bakar dan nasi jamblang dan terkadang dijadikan pembungkus daging yang masih belum dimasak. Makanan yang dibungkus dengan daun jati akan terasa nikmat, wangi, dan tahan lama. Daun jati yang digunakan sebagai pembungkus makanan adalah daun yang masih muda karena lebih ulet dan tidak mudah robek.
3. Daun kelapa (janur)
Daun kelapa yang paling baik digunakan adalah daun kelapa yang masih muda. Untuk menjaga kesegarannya, daun kelapa muda ini dapat disimpan di tempat yang sejuk selama di tempat yang sejuk selama sehari. Contoh makanan yang dapat dibungkus dengan daun kelapa adalah clorot, ketupat, dan legondo (makanan khas Jogja).
4. Daun mangkokan
Daun mangkok di Indonesia sangat familiar karena bentuknya seperti mangkok. Daun mangkokan ini biasa digunakan untuk menyegarkan aroma anyir pada bahan masakan seperti ikan atau otak sapi.
Cara penggunaannya adalah dengan mengiris tipis-tipis kemudian mencampurkannya dengan masakan. Atau jika mau, daun bisa dicampur dengan bahan lain yang langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Misalnya, dibuat pecel.
Selain itu, daun mangkokan ini sering pula dijadikan tempat makanan seperti bubur sagu, pepes, dan pecel sayur. Gunakan daun mangkok yang masih muda, berwarna hijau segar, dan urat daun terlihat jelas agar dapat memberi aroma yang khas dan menghilangkan bau amis.